Selain naskah dan pemeran, set dalam film adalah hal yang sangat penting dalam memproduksi film.
Set film yang diatur dan dibuat sedemkian rupa akan mampu menghadirkan suasana nyata dan hidup dalam film tersebut, geng.
Makanya, sebagus apapun CGI, efek praktis atau set film asli masih diminati oleh berbagai rumah produksi.
Bahkan nggak jarang, efek visual yang digunakan malah sukses bikin penonton mengira bahwa adegan tersebut merupakan .
Tapi, cepat atau lambat proses syuting juga pasti selesai. Lantas, bagaimana nasib set film yang sudah dibuat se-niat mungkin itu, ya?
Lokasi Syuting yang Ditinggalkan Setelah Dibuat
Nggak mau setengah-setengah dalam mencari lokasi syuting dan membuat set film, para pembuat film memutuskan untuk membangun berbagai bangunan dan merogoh kocek lebih untuk berbagai properti utama.
Setelah keluar uang banyak, semua yang sudah dibuat demi syuting film pasti akan ditinggalkan.
Hmm, apakah jadi mubazir atau malah jadi ladang bisnis, geng? Yuk, cek 5 film dengan lokasi syuting yang sudah ditinggalkan berikut!
1. Jaws
Syuting film Jaws dimulai pada Mei 1974 dan lebih dari setengah adegan film berada di atas kapal.
Kapal yang kamu lihat di film ini bernama Orca dan memiliki dua versi, yaitu versi asli dan replikanya, geng.
Sebelumnya, kapal Orca I adalah kapal penangkap lobster bernama Warlock, yang kemudian dibeli dan diperbaiki agar bisa beroperasi secara normal.
Sementara itu, Orca II merupakan versi replika dari kapal sebelumnya untuk ditenggelamkan di beberapa adegan.
Setelah syuting selesai, Orca I dijual ke seorang teknisi SFX. Namun, ketenaran Jaws membuat Universal memutuskan untuk kembali membelinya seharga 10 kali lipat dan Orca I pun dipajang di Universal Studios Hollywood.
Tetapi, pada kurun waktu sekitar 1991-1992, Orca I berkarat dan rusak sehingga akhirnya dibuang.
Di tempat lain, Orca II malah berhasil ditemukan fans di sebuah pantai pribadi dan banyak dikunjungi untuk sekedar foto-foto ataupun menyentuhnya.
Namun, akibat cuaca, Orca II mulai lapuk, dan akhirnya pihak film memutuskan untuk memotongnya menjadi lebih dari 1000 bagian dan memasukkan kepingan kapal itu ke limited DVD edition dari film Jaws.
2. The Fugitive
Film The Fugitive yang dirilis pada tahun 1993 diadaptasi dari sebuah serial TV ini merupakan salah satu film adaptasi terbaik yang membawanya memenangkan berbagai ajang penghargaan seperti Academy Awards dan Golden Globe Awards.
The Fugitive menyajikan berbagai adegan action yang memorable, salah satunya saat Dr. Kimble melarikan diri dari mobil tahanan yang kemudian tertabrak kereta api.
Bukan efek CGI, rangkaian kereta api ini rupanya beneran, geng!
Untuk membuatnya, film ini menghabiskan dana sebesar USD1-1.5 juta dan proses syutingnya dilakukan menggunakan 13 buah kamera.
Saat ini, reruntuhan kereta tersebut sudah ditinggalkan di Great Smoky Mountains, North Carolina.
Letaknya yang berada dilewati oleh rute perjalanan sebuah kereta wisata menjadikannya spot favorit fans untuk dikunjungi, geng.
3. Schindler’s List
Proses syuting film ini dimulai pada Maret 1993 dan memakan anggaran sebanyak USD22 juta.
Schindler’s List merupakan salah satu mahakarya hebat dan paling personal dari sutradara Steven Spielberg, berlatar waktu pada tragedi Holocaust.
Pengambilan gambar dilakukan di Krakow, Polandia dan dilakukan di sebuah set buatan, yakni sebuah kamp konsentrasi yang dibuat menyerupai kamp aslinya yang hanya berjaka 0.5 mil dari lokasi syuting.
Kru film benar-benar membuat set tersebut dari 0, tetapi tentu setelah syuting, bangunan itu ditinggalkan begitu saja.
Kamp buatan ini juga sudah mulai tertutup oleh rerumputan dan tumbuhan lainnya, setelah ditinggal selama lebih dari 20 tahun.
4. Popeye
Gak mau kalah dengan Columbia Pictures yang mendapatkan hak cipta untuk mengadaptasi sebuah pertunjukan musikal Broadway, Paramount Pictures kemudian membuat versi live action dari komik strip Popeye dengan menggandeng Robin Williams sebagai tokoh utama.
Urusan pengambilan adegan, bukannya dilakukan di studio dan menggunakan efek komputer, Paramount malah membuat desa Sweet Haven dan seisinya di Malta.
Desa bohongan ini dikerjakan oleh 165 pekerja selama 7 bulan dengan biaya sebesar USD20 juta.
Saat pengambilan film sudah selesai, awalnya Perdana Menteri Malta ingin menghancurkannya, tetapi fans dan masyarakat berhasil membuatnya berubah pikiran untuk mengembangkan Sweet Haven di dunia nyata ini menjadi sebuah objek wisata.
Sekarang, desa itu sudah direnovasi dan jadi salah satu theme park bernama Popeye Village. Wih, lumayan deh jadi cuan!
5. Star Wars
Pada Maret 1976, kru film Star Wars membangun sebuah kota kecil beserta peradabannya di sebuah gurun pasir di Tunisia, yang diselesaikan dalam waktu 2 bulan.
Lokasi syuting untuk adegan yang berlatar di Tatooine, planet gurun fiksi yang ada dalam franchise Star Wars ini terkubur sebagian pasca proses syuting dilakukan, dan ada beberapa bangunan yang digunakan warga sekitar juga.
Akhirnya, pada tahun 90-an, seorang arkeologi melakukan ekspedisi untuk mencari bagian set yang hilang dan tertimbun akibat badai pasir.
Setelah ditemukan, lokasi itupun digunakan kembali untuk prekuel Star Wars berikutnya.
Saat kembali ditinggalkan, tempat itu menjadi destinasi wajib para fans Star Wars yang melancong ke Tunisia, geng.
Tidak hanya itu, para fans juga melakukan proyek penggalangan dana di internet untuk merenovasi dan melestarikan tempat itu.
Proyek tersebut dinamai Save Mos Espa. Kamu mau ikut menyumbang dana gak, nih?
Akhir Kata
Wah, ternyata nggak semua bekas lokasi syuting dan set film jadi mubazir karena ditinggalkan begitu saja ya, geng.
Beberapa malah jadi lahan bisnis atau dijadikan tempat bersejarah yang dilestarikan.
Bukan cuma hiburan, sebesar itulah dampak film dalam kehidupan nyata, geng.
Kalau untuk kamu sendiri, ada nggak sih, dampak film yang besar banget dalam hidupmu? Share di kolom komentar, yuk!
Baca juga artikel seputar atau artikel menarik lainnya dari .
#Lokasi #Syuting #yang #Ditinggalkan #Jadi #Peluang #Bisnis #Hingga #Situs #Sejarah